Jumat, 05 Agustus 2011

Membangun Keimanan Bersama al-Qur'an

Al-Qur'an adalah seutama-utamanya sarana untuk membangun keimanan, ia merupakan sebaik-baiknya kitab yang dapat membangun sebuah aqidah yang benar lagi suci didalam jiwa seseorang, tercermin dalam prilaku keseharian di kehidupan ini. Oleh karena itu, termasuk suatu hal yang daruri dan penting sekali menerapkan sumber-sumber ini melalui pengajaran keimanan yaitu melalui Al-Qur'an, sebagaimana  perkataan para sahabat ridhwanullah 'alaihim yang artinya: "Kami mempelajari ilmu dan keimanan secara bersamaan."
Sehingga keimanan bukanlah sekedar teori atau metode yang dipengaruhi oleh akal manusia, akan tetapi ia merupakan hakikat-hakikat yang membentuk sebagian keyakinan manusia, lalu bercampur dengan ingatan-ingatan (memori)nya. Sehingga pengetahuan saja tidaklah cukup untuk membangun murninya iman dan menetapkan  metodenya didalam hati, melainkan dengan penanaman kesan mendalam yang dapat memberi pengaruh   dan berdaya guna bersamaan dengan pengetahuan ini secara berkesinambungan. dan hal inilah yang dilakukan oleh Al-Qur'an dengan mudah lagi praktis.
Al-Qur'an dimasa lampau yaitu pada masa-masa awal benar-benar menjadi sebuah sarana utama untuk membangun sebuah aqidah yang benar lagi suci bagi seorang muslim. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin jauhnya masa-masa  sekarang dari nilai yang hakiki dari Al-Qur'an, dan hilangnya yang dapat memanfaatkanya, sehingga berubahlah sebuah aqidah menjadi pembicaraan teori semata yang memenuhi buku-buku yang berisi antara qaedah, usul, syarah/penjelasan dan ringkasan-ringkasan, yang mengarah pada bertambah besarnya sisi pengetahuan namun tanpa  keimanan yang hidup didalam hati, dan akibatnya  menjadi semakin jauhlah sebuah realita daripada sebuah kewajiban dan pengamalan dari ilmu.
Sebagaimana dalam sebuah atsar dikatakan yang artinya:.... ilmu itu ada dua: yang pertama; ilmu yang ada didalam hati, dan itulah ilmu yang bermanfaat, dan yang kedua; ilmu yang ada di lisan, dan itulah hujjah Allah SWT bagi anak Adam.
Dari sini, yang sangat dibutuhkan adalah kembali sekali lagi kepada Al-Qur'an, untuk mempelajari keimanan dan membangun sebuah aqidah yang terkumpul dalam keyakinan akal dan keimanan hati, sehingga nampaklah pengaruhnya dalam prilaku dan perbuatan secara istiqomah sesuai perintah Allah SWT.
Diantara sarana-sarana yang dapat membantu hal tersebut adalah merunut makna dari makna-makna keimanan melalui tilawah Al-Qur'an di saat perjalanan kita sebagai sarana yang mudah dan bertahap untuk membangun sebuah aqidah yang benar.
Contohnya ketika kita mempelajari buku-buku aqidah: tentang keimanan pada hal yang ghoib sebagai maudhu' tertentu, justru kenapa kita tidak menerapkannya melalui Al-qur'an, sehingga kita mendapatkan hakikat keimanan darinya dan kita juga dapat mengolah fikiran secara halus, dan berusaha dalam mengeksplorasikan ingatan-ingatan bersama Al-Qur'an sehingga tertanamlah keimanan didalam hati kita, dan sebaliknya dalam tindakan-tindakan kita menjadi bertambah istiqomah terhadap aturan Allah SWT.
Alangkah baiknya, jikalau kita dapat menempatkan setiap makna dari makna-makna keimanan yang berbasis dasar-dasar aqidah bagi seorang muslim dalam porsi waktu yang banyak, dengan cara mengkhususkan sekali khataman, atau bahkan lebih, dan tidak berpindah pada yang lain sampai kita merasa tertanam betul.
Adapaun peranan dauroh bagi pengajar Al-Qur'an dalam hal ini menampilkan makna hanya dari segi teori saja, dan metode penjabaran Al-Qur'an, dan para guru tersebut mempraktekkan penerapan beberapa ayat   yang mengandung makna keimanan, lalu mereka diminta untuk konsentrasi dalam menerapkan hal tersebut dalam keseharian khususnya berkenaan dengan makna ini. Selain itu mereka juga dituntut untuk dapat menyusun dan menulis ayat-ayat yang berpengaruh besar dalam diri mereka agar sempurnalah harapannya melalui waktu singkat dalam dauroh tersebut sehingga dapat mengaitkannya.
Dan agar istifadah kita lebih baik dan semakin baik lagi dalam hal ini, maka hendaknya kita menghubungkan makna keimanan ini dengan kehidupan kita dalam perjalanan kita yang berkah bersama Al-Qur'an dengan cara menyertainya dengan amalan demi amalan secara kokoh, sehingga ketika kita membahas didalam Al-Qur'an lalu mengenal Allah SWT Yang Maha Pemberi Segala Nikmat, memungkinkan kita mengisi kesempatan ini dengan sarana-sarana yang dapat menanamkan makna ini seperti memperbanyak pujian pada Allah SWT, dan sujud syukur, serta menghitung-hitung kenikmatan yang tiada taranya...dsb.
Dengan demikian selesailah penjelasan poin ini secara terperinci dalam kitab :" بناء الإيمان من خلال القرآن  " disertai dengan beberapa contoh usulan yang dapat membangun keimanan seseorang melalui Al-Qur'an…,dan kepada pembaca ada beberapa contoh darinya, kita beralih pada pembahasan tentang:

Keimanan Pada Hari Akhir
         Keimanan pada Allah SWT dan hari akhir memiliki peran besar dalam keistiqomahan seorang hamba, dan orang yang mengetahui bahwa di sana ada penghisaban atas apa-apa yang dilakukan dari kesalahan-kesalahan, dan di sana juga ada penjara untuk orang-orang yang durhaka. Oleh karena itu, hal ini mendorongnya agar terhindar dari kemaksiatan, dan jika suatu saat tergelincir maka dengan segera ia meminta ampun dan menyesali serta memohon pengampunan…
         Keimanan kepada hari akhir termasuk rukun  penting diantara rukun-rukun iman, dan hal tersebutlah yang dahulu hingga saat ini membuat orang-orang musyrik serta orang-orang yang sejalan dengannya menjadi ragu dan tidak menyakini adanya hari berbangkit dan hari perhitungan agar mereka terus menerus dalam kesesatan dan kegelapan. Allah SWT berfirman:” Tetapi mausia hendak membuat maksiat terus menerus. Dia bertanya: kapankah hari qiyamat itu?” (surah Al-Qiyamah: 5-6).
Demi pentingnya pembahasan ini dan perlunya sebuah keimanan yang tertanam didalamnya, maka Al-Qur'an benar-benar telah mengkhususkan berbagai segi pembahasan tentangnya dalam porsi yang banyak (dalam ayat-ayatnya).   
…diantaranya dari segi penetapan dalil-dalil aqli.
…juga dari segi pemaparan sebab-sebabnya kedustaan manusia terhadapnya.
…serta dari segi pengambaran berbagai kejadian secara terperinci dan tertuju secara tepat kepada ingatan lawan bicara; sehingga dengan demikian bertambahlah rasa takutnya kepada Allah SWT dan atas kejadian itu, dan menjadi pendorong seorang hamba agar bisa istiqomah dan segera menuju kepada kebaikan. Allah SWT berfirman ;  “Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya , mereka sangat berhati-hati. Dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda kekuasaan Tuhannya. Dan mereka yang tidak mempersekutukan Tuhannya. Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya. Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.” ( surah al-Mu'minun: 57- 61).
Dan tidak diragukan lagi bahwa asasinya dan poin utamanya dalam pembahasan ini adalah  ketetapan tentang hari kebangkitan dan tempat kembali, dan inilah yang menjadi topik utama dalam pembahasan berikutnya yang tentunya dengan pertolongan dan keutamaan dari Allah SWT.

Penetapan Tempat Kembali
Al-Qur'an telah menetapkan adanya kehidupan setelah kematian, adanya hari berbangkit, perkumpulan, penghisaban, dan surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang taat, serta neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bermaksiat.
Dalil-dalilnya sebagaimana berikut ini:
1.Penetapan akan kebenaran Al-Qur'an dan penisbahannya kepada Allah SWT, yang disusul kemudian oleh penetapan akan kebenaran segala sesuatu yang diberitakannya berupa hal-hal ghoib dan kejadian masa akan datang.
2.Pengkiasan hal-hal yang ghoib terhadap hal-hal yang nyata: Dan Al-Qur'an telah mengajak umat manusia untuk mengkiasakan hal yang ghoib terhadap apa-apa yang mereka saksikan secara nyata, diantaranya yaitu hidupnya lahan yang tandus.
Dan kita menyaksikan tanah yang tandus yang tidak bisa dipakai untuk bercocoktanam, lalu kita melihatnya telah menjadi tanaman yang hijau setelah turunnya hujan disana. Allah SWT berfirman; “Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaranNya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Allah yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(surah Qs.Fussilat:39).
Begitu pula halnya dengan dalil-dali dalam Al-Qur'an tentang kekuatan hari kebangkitan dengan penciptaan manusia dari ketiadaannya. Allah SWT berfirman : “Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadianya; dia berkata,"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?." Katakanlah (Muhammad) "Yang menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan dia maha mengetahui tentang segala makhluk.”(surah Yasin ; 78-79).
Dan juga dalil-dalil tentang tidur yang diibaratkan seperti kematian sementara atas kematian yang sesungguhnya, kemudian dibangunkan pada hari berbangkit: Allah SWT berfirman; “Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sunguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berfikir.” (surah.az-Zumar: 42).
3.Penetapan Kekuatan yang mutlak bagi Allah SWT.
Al-Qur'an telah memaparkan secara luas tentang ketetapan akan kekuatan yang mutlak bagi Allah SWT, sehingga untuk mengembalikan kehidupan setelah kematian adalah hal yang mudah bagiNYA. Allah SWT  berfirman; “yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan api dari kayu itu. Dan bukankah Allah yang menciptakan langit dan bumi , mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu?) Benar, dan Dia Maha Pencipta , Maha Mengetahui. Sesungguhnya urusanNya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah" Maka jadilah sesuatu itu. Maha suci Allah yang ditanganNya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada Nya kamu dikembalikan.” (surah.Yasin: 80-83).
4.Kejadian-kejadian yang menunjukkan keserupaaan hari berbangkit, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Al-Qur'an dan ditetapkan dalam sejarah.
Diantaranya yaitu dalam kisah Ashabul Kahfi yang tertidur selama tiga ratus tahun kemudian dibangunkan oleh Allah SWT, dan disekitar mereka telah berubah, namun jasmani mereka utuh sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh kemahakuasaan Allah SWT. Allah SWT berfirman ;” Dan demikian (pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka,agar mereka tahu bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari kiamat tidak ada keraguan padanya.”(surah.al-kahfi: 21).
5. Janji Yang Benar
Al-Qur'an telah mengabarkan kita dalam pembahasannya yang banyak tentang janji-janji yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dimasa lampau dan kenyataan terjadinya, sebagaimana juga tentang janjiNYA akan hari perhitungan dan pembalasan surga bagi orang-orang baik dan taat, serta pembalasan neraka bagi orang-orang durhaka, dan semua yang telah dijanjikannya akan terjadi sesuai waktu dan janjinya, sedangkan segala janjinya akan suatu balasan pasti akan ditepatiNYA. Allah Swt berfirman;” Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?.” (surah at-Taubah: 111).
Contohnya: ketika Allah SWT telah mewahyukan kepada ibunya Nabi Musa as untuk menghanyutkan anaknya ke sungai(Nil), dan Allah SWT telah menjanjikan untuk mengembalikannya kepada ibunya. Allah SWT berfirman; “Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, " Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia kesungai (nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan pula bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul."  (surah al-Qasas: 7).
Dan AllahSWT menepati janjiNYA: Allah SWT berfirman; “ Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya, dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” (surah.al-Qasas: 13).
Demikian pula ketika Allah SWT menjanjikan kemenangan kota Rum atas Farsi sehingga akhirnya mereka menang, juga janjiNYA kepada RasulNYA SAW untuk kembali ke Makkah setelah kaumnya mengeluarkanya darinya dan Allah SWT menepati janjiNYA,sebagaimana Allah SWT telah menjanjikan untuk menjaga Al-Qur'an dari perubahan dan Allah SWT menepati janjiNYA, maupun janjiNYA tentang hari kebangkitan yang ada dalam pembahasan yang banyak di dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman; Dan apabila janji yang benar, (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. Qs.al-Anbiya':97 dan Allah SWT akan menepati janjiNYA.
Allah SWT menjanjikan orang-orang mukmin berupa surga. Sebagaimana firmanNYA; “Sesungguhnya allah membeli dari orang-orang mu'min , baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehinga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, injil, dan al-Qur'an.  Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (surah at-Taubah: 111).
“Sebagaimana Allah SWT juga menjanjikan orang-orang kafir berupa Neraka. Sebagaimana firmanNYA; Allah telah mengancamkannya (neraka) kepada orang-orang kafir. Dan neraka itu seburuk-buruk tempat kembali.” (surah al-Hajj: 72). dan Allah SWT menepati janjiNYA.
Dan para penghuni surga menyeru penghuni-penghuni neraka, Sungguh kami telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kami itu benar. Apakah kamu telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadamu itu benar? Mereka menjawab;  "benar." (surah al-A'raf: 44).
Dan semoga para pembaca dapat meneliti dari dalil-dalil tersebut bahwa fi'il-fi'il yang berbentuk madhi (masa lampau) adalah untuk menguatkan akan kebenaran terjadinya.  
6.Aturan Yang Benar dan Adil
Al-Qur'an Al-Karim telah memaparkan secara detail tentang pengaturan langit dan bumi, dan ia menjelaskan bahwasanya aturan yang benar lagi adil berjalan sesuai sunatullah dan hukum-hukumnya. Allah SWT berfirman : “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar.” (surah al-Zasiyah: 22).
Pengaturan yang benar inilah yang menjadikan teraturnya perputaran kehidupan dan ada didalamnya…termasuk yang secara alamiah dilakukan oleh manusia, karena mereka juga merupakan bagian dari semesta ini.Akan tetapi kita dikabarkan bahwa disana adanya sebagian manusia yang berbuat zolim dan sebagian lainya terzolimi, padahal semuanya akhirnya akan musnah…yang melakukan kekeliruan maka tidak akan mendapat  pembalasannya, dan hal ini bertentangan dengan aturanNYA yang benar lagi adil yang berdiri diatasnya langit dan bumi melainkan jika disana ada tambahan lain dari kehidupan untuk menyempurkan pembalasan bagi orang-orang yang zolim., dan pertolongan bagi yang terzolimi, serta perhitungan bagi yang durhaka.

          Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dan diterapkan  untuk menanamkan aqidah ini didalam jiwa, sbb:
1.     Agar aqidah tentang pembalasan menjadi tertanam kuat dalam keyakinan seorang hamba dan menjadi bagian utama dari keimanannya, maka haruslah adanya pengulangan tentangnya secara gamblang pada akal agar akal mau memikirkannya secara mendalam, sehingga tertancaplah dalam keyakinannya, begitu pula hendaknya ia mengulang-ulangnya dalam memori ingatan agar dapat mengusai sebagian yang tergambar darinya kemudian tumbuhlah keimanan … dan inilah yang dilakukan Al-Qur'an secara panjang lebar mengenai hari kebangkitan dan pembalasan, dan sasarannya adalah akal, sehingga menjadi tenang dan puas karenanya, dan memori ingatan pun menjadi terang karena penjabaran perihal hari kiamat yang berulang-ulang.
Oleh karena itu, kita dalam keadaan yang sangat daruri sekali untuk dapat mengambil faedah dari Al-Qur'an dalam rangka pembangunan yang benar dalam aqidah tentang hari pembalasan. Dan kita tidak boleh hanya merasa cukup dengan apa yang ada pada kita berupa gambaran akal yang terbatas, akan tetapi kita harus menjadikan aqidah ini tertanam betul dalam akal-akal kita dan hati-hati kita, agar ianya dapat membuahkan ketaqwaan dan keistiqomahan atas perintah Allah SWT. Dan hal ini menuntut kita untuk konsentrasi terhadap enam hal yang telah dibicarakan diatas, begitu pula terhadap apa-apa yang telah ditetapkan Al-Qur'an tentang hari kebangkitan dan pembalasan, dan yang demikian itu diantaranya dengan cara senantiasa menyertakan Al-Qur'an di setiap perjalanan kita yang penuh berkah, dan betapa indahya jika kita dapat mengkhususkan pokok pembahasan yang penting ini dengan sekali khataman atau bahkan lebih, secara bersungguh-sungguh dalam menghayatinya bersamaan dengan hakekat-hakekat yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an  sesuai kemampuan.     
2.     Mengkhususkan waktu untuk mentafakkuri ayat-ayat Allah tentang alam semesta sebagai penguat akan kemahakuasaan Allah SWT yang mutlak, dan bahwa di sana ada aturan yang adil dan mendalam yang mengatur gerak segala sesuatu dan semua makhluk, dan hal tersebut harus direalisasikan oleh manusia karena ia dapat mengingatkannya akan adanya kehidupan lain setelah kematian…coba perhatikan firman Allah sbb: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata), " Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (surah al-Imran: 190-191).  mereka orang-orang sholeh yang telah mendahului dalam mentafakkuri kerajaan langit dan bumi sehingga sampai pada kebenaran (Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia;), dan disana ada penghisaban (Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka)
3.     Senantiasa berdoa ketika bangun malam, dan Rasulullah SAW ketika bangun malam untuk menunaikan sholat tahajjud berdoa dengan doa sebagai berikut:
"Ya Allah, bagiMu segala puji, Engkaulah yang memancarkan cahaya langit dan bumi serta alam semesta dan segala isinya, Hanya bagiMulah segala puji, Engakaulah yang menegakkan langit dan  bumi  serta alam semesta dan segala isinya, BagiMulah segala puji, Engkaulah pemilik langit dan bumi bumi serta alam semesta dan segal isinya, Hanya bagiMulah segala pujian, Engkaulah pemilik langit dan bumi  serta alam semesta dan segala isinya, Hanya bagiMulah segala pujian, Engkaulah raja langit dan bumi serta alam semesta dan segal isinya,  Hanya bagiMulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, JanjiMu adalah benar, firmanMu adalah benar, pertemuan denganMu adalah benar adanya, surgaMu adalah benar, nerakaMu adalah benar, nabi-nabiMu adalah benar, Muhammad SAW adalah benar dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepadaMulah kami berserah diri(bertawakkal), kepada Engkau jualah kami kembali,dan kepadaMulah kami rindu,dan kepadaMulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang telah kami perbuat,baik yang tersembunyi maupun yang nyata. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan yang terakhir. Tiada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul 'Alamin. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah."    

Diterjemahkan oleh el Qonita (fitrie) dari kitab Innahu al-Qur'an sir nahdhatuna, kaifa yumkinu lilQur'an ai yanhadha bil ummah. Karangan Majdi Hilal.muassasah iqro',cet-1,1427H-2006M. Wallahu 'alam…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar