Senin, 04 April 2011

Peranserta Muslimah Membangun Peradaban

oleh : Fitriana Rusyai Ali
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah SWT."(al-Ahzab:21).Oleh karena itu, Rasulullah SAW adalah qudwah bagi kita sepanjang zaman. Karena Beliaulah Rasul SAW yang telah berhasil membangun dasar peradaban yang robbani bagi umat manusia dengan berlandaskan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup yang integral dan komprehensif serta mampu memecahkan berbagai permasalahan hidup ini. Peradaban Robbani yang telah susah payah dibangun oleh baginda Rasul SAW yang tidak akan sia-sia jika kita sebagai umatnya, mau berjuang dengan gigih meneruskan estapeta perjuangannya di berbagai belahan bumi Allah. Peran & tanggungjawab besar itu ditujukan kepada seluruh kaum muslimin di dimanapun mereka berada. Terhadap wanita muslimah, perannya dalam membangun (kembali) sebuah peradaban tidak bisa terelakkan, karena ia merupakan bagian terpenting dalam komponen masyarakat disamping laki-laki.
Bahkan jika kita telusuri, ternyata Peran muslimah tidak pernah lepas dari perjalanan sejarah. Banyak kontribusi yang telah mereka berikan untuk mensyiarkan dienul Islam ini, sehingga cahaya Islam dapat dirasakan oleh umat manusia di seluruh penjuru dunia. Keteladanan mereka dalam perjalanan sejarah Islam sepatutnyalah dijadikan contoh bagi kehidupan saat ini. Dengan keimanan yang menjulang tinggi dan aqidah Islam yang tertanam kuat di dalam jiwa dan raga, mereka berjuang mempertaruhkan segalanya demi tegaknya agama Allah di muka bumi. Sebuah Pengorbanan dan perjuangan yang mereka lakukan semata-mata demi mengharapkan ridho Allah SWT.
Dan perubahan peradaban ini dapat dimulai oleh kaum wanita muslimah dengan cara membangun kepribadian/individu Muslimah yang sesuai dengan aturan-aturan Islam. Akhlak terpuji, merupakan salah satu kunci keberhasilan, karena ia adalah indikator sempurnanya iman seseorang. Dalam hal ini, yang diharapkan dari wanita muslimah adalah  ketaatannya pada aturan-aturan Allah dan RasulNYA  dalam seluruh aspek kehidupannya dengan senantiasa menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadahnya. Selain itu, juga melalui pembentukan keluarga-keluarga sholihah dengan seluruh nilai dan moralitasnya. Sehingga terciptalah sebuah tatanan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilahiyah.
Adapun peranserta muslimah saat ini dalam kontribusinya membangun peradaban yaitu melalui optimalisasi perannya sebagai wanita muslimah dengan sebaik-baiknya menurut konsep al-Qur'an dan as-Sunnah. Disamping peran utamanya sebagai hamba Allah maupun sebagai da’iyah, paling tidak ada 3 peran yang harus dioptimalkan para muslimah, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, Sebagai Seorang Anak.
Tugas utamanya seorang anak adalah (birrulwalidain) yaitu berbakti kepada kedua orang tuanya dalam rangka menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap manusia sejak kecil hingga akhir hayatnya.Seorang muslimah, hendaknya senantiasa memuliakan kedua orang tuanya, karena keridhoan orangtua adalah keridhoan Allah jua, begitu pula sebaliknya. Bagi yang sedang menuntut ilmu, merupakan kesempatan berharga untuk mengukir prestasi, membahagiakan ibu&ayah tercinta. Begitu pula kesholehan wanita muslimah hendaknya dapat dirasakan oleh kedua orang tuanya dengan makin bertambahnya kebaikan dan kebaktian sehingga menjadi sarana da’wah dalam keluarga. Perhatian dan kasih sayang hendaknyalah senantiasa dirasakan oleh kedua orang tua. Allah SWT berfirman; "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."(al-Isra':24)
Kedua, Sebagai Seorang Istri.
Istri merupakan pendamping utama seorang suami. Ketaatannya pada suami dalam rangka ketaatan pada Allah SWT merupakan indikasi berkahnya kehidupan. Keduanya saling bekerjasama menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Istri sholehah senantiasa mendukung kiprah perjuangan suami dan mengoptimalkan berbagai potensi positifnya, bersama mengelola kehidupan rumah tangga agar senantiasa berada dalam ruang lingkup islami dan mendorong keluarga agar berkhidmah untuk Islam.  
Ketiga, Sebagai Seorang Ibu.
Membangun sebuah peradaban harus di mulai dengan membangun keluarga yang beradab. Keluarga kecil yang di dalamnya tercipta  putra-putri harapan umat. Dalam Islam, peran ibu dalam pembentukan keluarga yang berkah tidak dapat dinafikan disamping peran sang ayah. Dan sebaik-baiknya peran bagi wanita muslimah adalah menjadi ibu. Melalui perannya itu, wanita muslimah bisa mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT sehingga mampu melahirkan generasi-generasi yang bertaqwa. Oleh karena itu wanita muslimah hendaknya mengetahui tugas pendidikan yang diembannya, juga tanggung jawab penuh dalam pendidikan putra-putrinya dengan berbekal ilmu, curahan pemikiran, kasih sayang serta keterampilan. Sebagaimana firman Allah SWT;"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya."(An-Nisa': 9).
Sehingga sepatutnyalah wanita muslimah mengetahui tanggungjawabnya dalam mendidik anak-anak sepanjang zaman. Ianya menanamkan nilai-nilai luhur ke dalam diri anak-anak, sehingga terlahirlah pemuka dan tokoh umat ini. Karena dalam sejarah Islam, berapa banyak wanita yang telah berperan besar menyemai kebesaran dan kemuliaan ke dalam jiwa putera-puterinya dan menanamkan akhlak mulia ke dalam diri mereka. Seperti Zubair bin Awwam yang menjadi orang besar dan terkenal,tak luput dari peran ibunya,Shofiyyah binti Abdul Mutholib yang memiliki akhlak yang terpuji. Begitu pula Abdullah bin Ja’far, tokoh pemuda Arab terkemuka dan terhormat, di bawah asuhan ibunya: Asma' binti 'Umais yang sangat terkenal dengan budi pekerti&akhlaknya yang mulia. Dan sejarah juga telah mengukir nama Abdul Malik bin Marwan yang terkenal cerdas, bijak dan berkemauan keras, dari asuhan ibunya: Aisyah binti Mughirah yang terkenal berkepribadian kuat dan berotak cerdas. Begitu pula Umar bin Abdul Azis, khalifah kelima dari Khulafaur Rasyidin yang terkenal adil, baik, sholeh dan takwa, dari asuhan Ibunya: 'Ashim binti 'Ashim bin Umar bin Khathab yang merupakan wanita termulia saat itu dan mempunyai sifat terpuji. Dari wanita-wanita mulia itulah tercipta kemuliaan,kehormatan serta prestasi gemilang putera-puterinya.
Ala kulli hal, tidak ada peran yang begitu konkret dan menentukan bagi seorang muslimah dalam membangun peradaban kecuali dengan mengoptimalkan berbagai perannya dengan sebaik mungkin sesuai kemampuan.
Terakhir, membangun (kembali) sebuah peradaban bukanlah suatu hal yang mustahil, karena Rasulullah SAW mampu membangun sebuah peradaban dan generasi unggul hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad.Kejayaan tersebut dapat diraih, bermula dari sebuah alhimmah atau obsesi kuat baginda Rasul SAW untuk meraih kesuksesan tersebut. Oleh karena itu,kuatkanlah tekad dan yakinlah bahwa Impian kemarin adalah kenyataan hari ini, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok.(dari berbagai sumber) Wallahu'alam bishowab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar