Senin, 04 April 2011

Menuju Profil Muslimah Sejati Dambaan Ummat

Oleh: Fitriana Rusyai Ali
Wanita yang berakhlak mulia ialah ibarat sekuntum bunga nan indah mempesona serta semerbak harum baunya, kecantikan dan keindahannya bukan hanya sementara, tetapi kekal selamanya. Bilal dalam sebuah syairnya mengatakan: “Akhlak ialah bunga diri, indah dilihat oleh mata, senang dirasa oleh hati, setiap orang jatuh hati.” Bahkan baginda Rasulullah SAW pun bersabda, yang artinya: “Orang–orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya diantara kamu.”(HR. Tirmizi dari Abu Hurairah).
 Sehingga sudah semestinyalah kemuliaan akhlak merupakan identitas diri wanita islam sejati (muslimah sejati), yaitu seorang muslimah yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam secara Kaffah (keseluruhan). Seorang wanita yang sholihat, qonitat (taat), dan hafizhot (dapat menjaga diri). Setiap langkahnya senantiasa mencerminkan sebuah keteladanan yang baik mengikuti akhlak Rasulullah SAW. Baginya pada diri Rasulullah SAW lah terdapat sebaik-baiknya qudwah hasanah berupa akhlak qur’ani yang patut diteladani oleh setiap hamba Allah. Ketaatannya pada Allah dan RasulNya membuatnya dapat berdaya guna bagi dirinya, keluarga, dan linkungan sekitarnya, serta ummat. Lisannya tak pernah berhenti berzikir, hatinya tak pernah berhenti bersyukur, pikirannya selalu tertuju untuk kemaslahatan orang banyak demi masa depan ummat. Dari waktu ke waktu ianya selalu memuhasabahi diri. Sibghatullah telah menyatu dalam dirinya(Qs. 2:138), selalu teguh dan istiqomah di jalan Allah SWT.
Adapun profil muslimah sejati di masa Rasululah dan setelahnya, selayaknyalah dapat diambil hikmah dan pelajarannya oleh wanita muslimah masa kini. Karena sejarah telah mengabadikan dengan ukiran tinta emas, nama-nama shohabiyah yang tak terbilang jumlahnya di balik kecemerlangan dan kejayaan islam, seperti Khadijah binti Khuwalid, Fathimah Az-Zahra, Aisyah dan lain sebagainya. Mereka adalah muslimah sejati yang telah teruji keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT, senantiasa menjunjung tinggi panji-panji islam yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama manusia dan sesama makhluk Allah sudah menjadi tanggung jawab mereka. Dukungan terhadap suami untuk senantiasa berjuang di jalan Allah sudah menjadi karakteristik mereka. Membantu suami dalam mendidik dan memelihara anak-anak demi mencetak zuriah sholehah kebanggaan Islam sudah menjadi kewajiban mereka. Kiprahnya dalam dunia dakwah mengajak orang lain ke jalan Allah demi kemaslahatan ummat sudah menjadi tugas mereka.
Oleh karena itu, dengan mempelajari&meneladani profil muslimah sesungguhnya, seperti para shohabiyah di atas, maka muslimah masa kini dapat memperkirakan dimanakah posisinya, mengaca dan berbenah diri, sehingga dapat beramal sesuai dengan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya masing-masing dalam dunia Islam, baik ketika ianya sebagai seorang hamba Allah (Qs. 9:71), atau ketika ianya sebagai seorang istri (Qs. 4;34), atau ketika ianya sebagai seorang ibu (2:233), maupun ketika ianya sebagai seorang da’iyah (Qs. 3:104-110).
Adapun peran muslimah sejati didalam keluarga untuk meneguhkan jihadnya suami adalah sangat besar. Karena disadari atau tidak, sebenarnya kesuksesan dan keberhasilan suami tak terlepas dari peranan seorang istri yang sholeha. Begitu pula ketika ianya berperan sebagai seorang anak yang sholeha , maka ketaatannya pada kedua orangtua membawanya pada keridhoan ilahi, bahkan lantunan doa-doanya dapat menghantarkan kedua orangtuanya ke Surga yang keindahannya tak pernah terlihat sebelumnya oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, bahkan tak pernah terdetik sedikitpun oleh hati manusia di dunia ini.
Oleh sebab itu, peran muslimah sejati ditengah-tengah keluarga, masyarakat, bahkan ummat dan negara sangatlah dibutuhkan. Kejayaan dan keruntuhan suatu negara terletak di tangan wanita. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Bila baik wanitanya, maka baik pula kondisi negara tersebut.
Sehingga yang perlu kita sadari dan fikirkan saat ini adalah bagaimana menjadi sesosok muslimah sejati yang terbentuk dari potensi fitrah yang ruhaniyah, fikriyah, dan jasadiyahnya tunduk pada aturan Allah dan RasulNya dan bisa beramal dengan baik dan benar sesuai tuntunan al-Qur’an dan Sunah, sehingga Allah SWT ridho. Kemudian mari kita bersama-sama menuju profil muslimah sejati dengan kembali kepada fitrah, kepada Al-Islam secara utuh (Qs. 2:208). Yaitu kembali kepada fungsinya dan tidak mengabaikan begitu saja peran besar sebagai seorang hamba Allah, sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu, sebagai warga masyarakat, dan sebagai da'iyyah. Dan yang terpenting adalah mari kita kembali menghidupkan sosok muslimah-muslimah sejati di zaman Rasulullah dalam diri kita, menjadikannya sebagai teladan kita. Di samping itu kita juga tidak lupa memperteguh keIslaman dan membentengi diri dari serangan yang dilancarkan oleh musuh-musuh Allah lewat berbagai kedok dan tipu muslihatnya. Karena dengan keIslaman yang teguh dan ketaqwaan yang kuat kepada Allah, maka profil muslimah sejati dambaan ummat akan dapat tercapai.
Terakhir, satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa jalan kepada pembentukan pribadi muslimah sejati bukanlah jalan yang mulus dan indah. Tetapi jalan yang penuh pendakian dan rintangan. Jalan yang penuh onak dan duri. Jalan melawan arus globalisasi jahiliyah. Oleh karena itu, janganlah pernah menyerah, tetapi bersungguh-sungguhlah mencapainya dengan penuh kehati-hatian, insya Allah, Allah SWT akan senantiasa menyertai langkahmu.(dari berbagai sumber).Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar